Panduan Membuat Jaringan Spine-Leaf dengan Perangkat Mikrotik

Ivan Muhammad Siegfried
2 min readNov 4, 2024

--

Arsitektur jaringan Spine-Leaf merupakan desain populer untuk data center modern karena skalabilitasnya yang tinggi dan latensi rendah. Dengan arsitektur ini, setiap perangkat Leaf terhubung ke semua perangkat Spine, menciptakan jalur komunikasi yang seimbang dan cepat. Meskipun umumnya digunakan perangkat dari vendor seperti Cisco atau Juniper, Mikrotik juga dapat digunakan untuk membangun jaringan ini secara efisien. Berikut panduan membangun jaringan Spine-Leaf menggunakan perangkat Mikrotik.

1. Memahami Arsitektur Spine-Leaf

Dalam arsitektur Spine-Leaf:

  • Leaf Switches: Bertindak sebagai edge switch yang menghubungkan server dan perangkat endpoint lainnya.
  • Spine Switches: Bertindak sebagai core switch yang menghubungkan semua Leaf switch.

Arsitektur ini memastikan jalur lalu lintas yang lebih pendek dan meningkatkan ketersediaan jaringan dengan menghilangkan bottleneck yang sering terjadi pada jaringan tradisional.

2. Peralatan dan Persiapan

Sebelum memulai, pastikan Anda memiliki:

  • Beberapa perangkat Mikrotik RouterOS dengan port yang cukup untuk menjadi Spine dan Leaf.
  • Kabel Ethernet atau fiber optic sesuai kebutuhan.
  • Akses ke antarmuka WinBox atau CLI Mikrotik.

3. Konfigurasi Dasar Mikrotik sebagai Leaf dan Spine

Langkah pertama dalam mengonfigurasi perangkat Mikrotik sebagai Spine atau Leaf adalah mengatur dasar-dasar konektivitas.

a. Konfigurasi Leaf Switch

Masuk ke Perangkat Mikrotik:

  • Gunakan WinBox untuk mengakses perangkat Mikrotik melalui IP atau MAC address.

Konfigurasi Interface:

  • Tentukan port mana yang akan digunakan untuk koneksi ke Spine dan server.
/interface bridge add name=bridge-leaf
/interface bridge port add bridge=bridge-leaf interface=ether1
/interface bridge port add bridge=bridge-leaf interface=ether2

Pengaturan IP Address:

  • Berikan IP pada bridge interface.
/ip address add address=192.168.1.2/24 interface=bridge-leaf

b. Konfigurasi Spine Switch

Masuk ke Spine Switch dan konfigurasikan port untuk koneksi ke Leaf.

/interface bridge add name=bridge-spine
/interface bridge port add bridge=bridge-spine interface=ether3
/interface bridge port add bridge=bridge-spine interface=ether4

Pengaturan IP Address:

  • Berikan IP pada bridge Spine.
/ip address add address=192.168.1.1/24 interface=bridge-spine

4. Mengatur Routing antara Spine dan Leaf

Dalam arsitektur Spine-Leaf, protokol routing seperti OSPF (Open Shortest Path First) atau BGP (Border Gateway Protocol) sering digunakan untuk memastikan konektivitas optimal.

a. Mengaktifkan OSPF pada Leaf

/routing ospf instance add name=default
/routing ospf interface-template add networks=192.168.1.0/24 area=backbone

b. Mengaktifkan OSPF pada Spine

/routing ospf instance add name=default
/routing ospf interface-template add networks=192.168.1.0/24 area=backbone

5. Verifikasi Koneksi dan Uji Coba

  • Cek Koneksi Antar Perangkat: Gunakan perintah ping untuk memastikan konektivitas antara Leaf dan Spine.
/ping 192.168.1.2

Cek Status OSPF

/routing ospf neighbor print

6. Praktik Terbaik untuk Jaringan Spine-Leaf

  • Load Balancing: Pastikan semua jalur ke Spine digunakan untuk load balancing lalu lintas.
  • Redundansi: Gunakan protokol VRRP untuk failover jika salah satu switch mengalami masalah.
  • Monitoring: Pantau performa jaringan dengan fitur SNMP pada Mikrotik.

Kesimpulan

Menggunakan Mikrotik untuk membangun arsitektur Spine-Leaf memungkinkan data center mendapatkan kinerja yang scalable dan redundan dengan biaya yang lebih terjangkau. Dengan konfigurasi yang benar, Mikrotik dapat berfungsi sebagai solusi efektif untuk jaringan modern.

--

--

Ivan Muhammad Siegfried
Ivan Muhammad Siegfried

Written by Ivan Muhammad Siegfried

A full-stack Data Scientist. Curently work at Telkom Indonesia. Portfolio: ivanmsiegfried.github.io

No responses yet